Renungan Di Bawah Hujan, Bagian 1 (Cerpen)

Selamat pagi dan salam sejahtera buat kita semua, semoga kita selalu diberi kesehatan dan rahmat-Nya di dunia ini. Pada kesempatan kali ini saya akan memposting tentang cerpen yang pernah saya kerjakan buat tugas sekolah( Ciee gak punya materi -_- ). Tanpa panjang lebar, silahkan nikmati cerpen saya ini, dan bila berkenan silahkan berikan komentar dan kritikan anda.

Renungan Di Bawah Hujan

Genre : Romance, Humor, Parodi dan Tragedi
Bagian 1 Prolog
Tik......tik....tik.....
Suasana pagi yang seharusnya cerah dan tenang menjadi gelap dan berisik karena sekumpulan awan hitam yang menurunkan air dari langit, setidaknya seperti itulah pemikiran dari Tetsu”Menyebalkan”. Pada awalnya ia ingin bangun pagi dan bermain gitar sambil mengarang  lagu di balkon rumah sebelum berangkat ke Sekolah, tapi karena hujan semuanya jadi gagal. Karena merasa sudah terusik dengan suara hujan di luar sana, akhirnya Tetsu memutuskan untuk keluar kamar dan mandi.
Setelah itu ia pergi ke ruang makan, di ruang makan terlihat neneknya yang sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk Tetsu dan dirinya sendiri.
Nenek ” Ah, kau mau berangkat Tetsu ? Bukankah ini masih terlalu pagi ? ”
Tetsu “  Tidak apa Nek, ngomong ngomong apa minggu ini ibu akan pulang ? ”
Nenek ” Sepertinya tidak, kau tahukan kalau ibumu sangat sibuk ? “
Tetsu “  Begitu ya ? andai saja Ayah masih ada “
Nenek “ Sudahlah nak, kau tak perlu mengingat kejadian yang telah berlalu”
Tetsu “ Tapi nek andai saja dulu-“
Nenek “ Sudah cukup Tetsu ! Nenek tidak ingin kau mengungkit masalah itu lagi, menyalahkan sesuatu yang seharusnya tidak bersalah adalah sebuah kesalahan yang besar “
Tetsu “ Baiklah, maaf Nek, kalau begitu aku akan berangkat dulu “
Nenek “ Ya, hati hati di jalan “
Setelah sampai di kelas, Tetsu langsung disambut oleh Hide, ia kaget karena biasanya Tetsu berangkat siang dan biasanya malah sering telat.
Hide “ Selamat pagi rekanku, tidak biasanya kau berangkat pagi, apa kau tidak
ingin menambahkan namamu diabsen BK ? atau hormat di lapangan sampai jam pertama selesai ? “
Tetsu “ Kenapa kau langsung memberi pertanyaan yang konyol hah ? apa kau tidak senang aku berangkat pagi ? “
Hide “ Tidak tidak,aku hanya kaget, dan sepertinya kau sedang kesal ya ? “
Tetsu “ Tanpa bertanyapun seharusnya kau sudah tahu “
Melihat temannya yang seperti itu, Hide memutuskan untuk bertanya pada jam istirahat saja.
Kring......kring.....kring......
Jam istirahat pertama telah dimulai, terlihat beberapa murid yang keluar untuk makan di kantin dan ada juga yang membawa bekal dan makan di kelas. Karena melihat Tetsu hanya diam di bangkunya, Hide memutuskan untuk mengajak Tetsu ke atap sekolah untuk bersantai di sana, dan juga untuk bertanya tentang masalah yang sedang dialami oleh Tetsu. Sesampainya di atap sekolah mereka langsung bersantai, disela sela keheningan Hide mencairkan suasana dengan bertanya kepada Tetsu, tentang apa yang sedang terjadi dengannya.
Hide “ Tetsu, apa kau bertengkar dengan Nenekmu lagi ? “
Tetsu “ Begitulah, Nenekku tidak ingin aku menyalahkan hujan lagi, apa menurutmu aku salah kalau aku menyalahkan hujan atas kematian ayahku ? “
Hide “ Itu terserah dirimu kawan, salah atau tidak pada akhirnya itu sudah terjadi “
Tetsu “ haaah kau seperti Nenekku saja “
Hide “ Apa katamu ? hey aku ini masih muda dan belum keriputan ! jangan samakan aku dengan Nenekmu  “
Tetsu “ Masih muda kau bilang ? Kau bahkan terlihat seperti nenek nenek yang bau tanah “
Hide “ Apaaaaa ? kau ngajak berkelahi ya ? “
Tetsu “ Hahahaha, baiklah baiklah aku minta maaf, maksudku adalah kau.................... “
Hide “ Jangan menggantung kata katamu ! “
Tetsu “ bwahahahahaha “
Karena merasa kesal, Hide akhirnya memutuskan untuk kembali ke kelas, tapi rasa kesal itu berubah menjadi rasa senang dan membuatnya tersenyum saat ia mendengar kalimat yang keluar dari mulut Tetsu.
Tetsu “ Terimakasih Hide ”
Hide “ huh, baiklah aku akan kembali ke kelas “

Di atap sekolah Tetsu hanya memandang langit yang beberapa jam yang lalu tertutupi oleh awan hitam, tanpa sadar rasa kantuk mendatanginya dan membuat ia tidur di atap sekolah, saat ia tertidur ia bermimpi tentang masa lalunya, masa lalu yang membuatnya membenci Hujan.
Bersambung.................................. 




You may like these posts

Post a Comment