Pidato Tema ‘Minimnya Minat Baca Di Indonesia’

Ini merupakan pidato yang dulu pernah saya gunakan untuk ujian praktik waktu SMA, silahkan disimak. Nama Guru dan Sekolahan disamarkan.

Assalamualaikum Wr Wb
Kepada yang terhormat Bapak Kepala Sekolah Budi Setiawan, dan kepada guru pemimbing mata pelajaran Bahasa Indonesia Doni Kusuma dan juga bapak ibu guru serta staf karyawan yang saya hormati, tak lupa juga teman teman SMA Edelweis yang saya sayangi. Mari kita panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas hidayah dan karunianya kita dapat berkumpul di acara ‘Mari Membaca’ ini dalam keadaan sehat wal afiat.
Disini, saya sebagai perwakilan dari panitia akan menyampaikan tentang minimnya minat membaca Di Indonesia. Tapi sebelum masuk ke inti permasalahan, saya akan menanyakan satu hal yang mungkin sebagian dari kalian belum pernah mempertanyakannya, pertanyaannya adalah, kenapa buku disebut sebagai jendela Ilmu?
Seperti yang kita tahu, waktu SD kita pasti sering mendengar hal tersebut dari guru kita, tapi kenapa harus jendela? Kenapa tidak Lampu yang dapat menerangi ilmu? Atau kompas yang dapat membuat kita tahu arah dan tujuan?
Saat saya mencoba merenungkan hal tersebtu, inilah jawaban yang saya dapat, yaitu karena buku memperlihatkan kepada kita gambaran suatu peristiwa atau ilmu dari belahan dunia yang tidak bisa kita rasakan secara langsung. Anggap saja seperti ini, kalian ditanya tentang peristiwa 17 Agustus, apabila kalian membaca buku sejarah pastilah kalian bisa menjawabnya, tapi apabila tidak, belum tentu kalian bisa menjawab. Seperti itulah contoh dari buku adalah jendela ilmu.
Lalu kembali ke permasalahan awal, yaitu minimnya minat baca di Indonesia, menurut survey yang dilakukan oleh UNESCO minat baca di Indonesia hanya 0,001%, itu artinya dalam sebuah wilayah hanya 1 dari 1000 orang yang memiliki minat baca yang tinggi, sungguh miris bukan? Lalu, kenapa hal tersebut dapat terjadi? Itu karena kurangnya motivasi dari orang tua untuk menyuruh anaknya membaca, atau kurangnya fasilitas entah itu di masyarakat atau pun sekolah. Dan bagaimana caranya agar kita, rakyat Indonesia memiliki minat baca yang tinggi? Saya tidak akan menuntut pemerintah ataupun sekolah untuk membuat fasilitas membaca yang layak, ataupun menyuruh para orang tua untuk menuntut anaknya agar mau membaca, yang saya inginkan adalah, mari kita mulai dari diri kita sendiri, mari buat diri kita bodoh dan haus akan pengetahuan, karena menurut saya sebagus apapun fasilitas yang disediakan jika kita saja tidak memiliki minat membaca maka hal tersebut adalah hal yang percuma.
Ilmu adalah suatu hal yang penting, dan membaca adalah sarana untuk memperoleh ilmu, seperti kata C.S Lewis “Membaca buku layaknya menyalakan sebuah api, dimana suku kata yang dieja layaknya percik yang menerangi”.
Sekian yang dapat saya sampaikan, apabila ada salah kata dalam pengucapan saya yang menyinggung hati kalian semua, saya minta maaf. Terimakasih.
Wasaalamualaikum Wr Wb.

You may like these posts

Post a Comment