Renungan Di Bawah Hujan, Bagian 2

Selamat pagi dan salam sejahtera buat kita semua, semoga kita selalu diberi kesehatan dan rahmat-Nya di dunia ini. Pada kesempatan kali ini saya akan memposting lanjutan dari cerpen yang kemarin, selamat membaca.


Bagian 2 Masa Lalu Yang Memilukan
Di dalam sebuah rumah, terlihat seorang anak kecil yang berlari menghampiri seorang pria dan merengek padanya sambil menunjukkan mainan Gundam(robot),
“Ayah, ayah mau kemana ?“
“Ayah harus pergi bekerja”
“kenapa Ayah tidak menemani Tetsu main gundam ini ?”
“Ayah minta maaf Tetsu, sekarang ayah harus bekerja”
“Tapi Ayah....”
“Maaf ya Tetsu, bagaimana kalau Tetsu main sama nenek saja ?
“Baiklah Ayah”
Dengan perasaan sedih dan kecewa akhirnya Tetsu bermain gundam bersama neneknya.
Saat sedang bermain gundam bersama neneknya dan menikmati coklat panas di tengah rintiknya hujan, terdengar suara ketukan dari pintu depan, saat Nenek Tetsu membuka pintu terlihat seseorang yang nampak gugup dan khawatir, sepertinya ia rekan kerja ayah Tetsu.
“Ya, ada apa ya ?”
“Anu, itu.....”
“Tolong katakan dengan jelas”
“Pak Hiragi mengalami kecelakaan kerja !”
“APA ? Bagaimana mungkin itu bisa terjadi ? Di mana Anakku sekarang ?”
“Ah......bagaimana ya ?.Saya akan menjelaskannya nanti. Mari ikut saya terlebih dahulu”
Sesampainya di tempat kerja Ayah Tetsu yang ternyata adalah pabrik pertambangan,terlihat sekerumunan orang yang menatap tubuh  seorang laki laki yang tak bernyawa di atas tanah. Kaget melihat Anaknya yang sudah tak bernyawa, Nenek Tetsu langsung menghampiri dan memeluk tubuh Ananknya. Di sisi lain, Tetsu hanya menatap kosong mayat ayahnya, seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, baru beberapa jam yang lalu Tetsu bermain dan berbicara dengan Ayahnya meskipun sebentar, dan sekarang ia sudah melihat Ayahnya dalam kondisi tak bernyawa, semua kejadian ini tidak bisa ia cerna dalam otaknya yang masih anak-anak, lalu terdengar bisikan bisikan yang menjelaskan segalanya bagi Tetsu.
“Kenapa ada orang yang bekerja di tambang hujan hujan begini ?””Sepertinya tadi cuaca mendadak hujan””Kasihan sekali, andai saja tadi tidak hujan””Padahal ramalan cuaca mengatakan tidak akan terjadi hujan”
“Hujan””Hujan””Andai tidak hujan””Ini semua salah hujan” seperti itulah pikiran Tetsu pada saat mendengar bisikan bisikan  tragedi yang mengilangkan nyawa Ayahnya, semenjak itulah Tetsu sangat membeci Hujan.
Di atap sekolah terlihat seorang wanita yang berusaha membangunkan  laki laki yang tengah tidur, setelah laki laki tersebut berhasil bangun dari tidurnya, tampak wajah pucat dan ketakutan yang seolah trauma akan sesuatu, laki laki tersebut melihat sekeliling dan mendapati orang yang telah membangunkannya adalah pacarnya sendiri.
(Wanita) “Kau tidak apa apa Tetsu ? Maaf kalau tadi aku membangunkanmu”
Tetsu “Tak apa Kaoru, seharusnya aku yang meminta maaf karena membuatmu kaget”
Kaoru ”Baiklah, memang tadi Tetsu mimpi apa sampai merasa ketakutan seperti ini ?”
Tetsu “Hanya mimpi masa lalu “
Kaoru “oh....”
Tetsu ” jadi, ada apa kau kemari ?”
Kaoru”Ah.. hm... itu... anu...”
Tetsu “ Apa ? Katakan saja “
Kaoru “Itu... besokkan hari minggu, bagaimana kalau kita...hm... “
Tetsu “ Baiklah Baiklah, jadi besok kau mau kemana ?”
Kaoru “ Benarkah ? Aku mau ke kebun binatang !”
Tetsu “ Bukankah minggu kemarin kita sudah ke sana ?
Kaoru “ Tapi aku ingin ke sana lagi, aku mau melihat Kumi “
Tetsu “ Kumi ?”
Kaoru “ Iya Kumi, harimau yang baru lahir 2 hari yang lalu, kau tahu ? dia sangat imut dan lucu”
Tetsu “Baiklah, kalau begitu besok kita bertemu di halte bus pada jam11, bagaimana ? “
Kaoru “ Yaay, aku tidak sabar untuk pergi besok, ah dan besok aku juga akan memberimu kejutan yang hebat Tetsu, dan pastinya kau akan sangat suka “
Tetsu “Benarkah ? apa itu ?”
Kaoru “ Rahasia”
Tetsu “ oh ayolah “
Kaoru “Hahaha”
Tetsu “Terserah kau saja, bagaimana kalau kita pulang ? ini sudah hampir sore, aku tidak mau kalau harus jalan kaki dari sini sampai rumah karena ketinggalan bus, bisa bisa kaki dan tanganku tukar tempat”
Kaoru “Baiklah, ayo kita segera ke halte bus”
Setelah itu mereka pergi berjalan ke arah tangga untuk turun dari atap, tapi baru beberapa langkah tiba tiba Kaoru berhenti.
Tetsu “ Ada apa Kaoru ? ”
Kaoru ” Tetsu ”
Tetsu ” Ada ap-*Plak* Aduh ! kenapa kau menamparku ?”
Kaoru ” ’Kenapa’ kau bilang ? Biar kutanya, pada jam berapa dan sampai jam berapa kau tidur di sini ?”
Tetsu ”ah ya itu pa-pada jam istirahat pertama sa-sampai... sekarang, hehe”
Kaoru “ Hehe ? Kau masih bisa tertawa ? Apa kau tidak tahu prestasimu di buku BK hah ? Kau itu sering telat, dan sekarang kau menambahnya dengan membolos”
Tetsu “ Tapi tadi aku tidak sengaja Kaoru( dasar, kenapa si Hide tidak membangunkanku ?) “
Kaoru “ Tidak ada tapi tapian, kali ini juga aku akan menghukummu “
Tetsu “ Kau tidak seriuskan Kaoru ? Kaoru ? Gyaaaa ! Maafkan aku ! Siapa saja tolong aku, tolooong ! “
Begitulah perjalanan pulang mereka, dengan diiringi teriakan minta ampun dari Tetsu.
Setelah pulang dari halte bus dan berpisah dengan Kaoru, Tetsu memutuskan untuk tidak langsung pulang ke rumah, ia ingin membeli buku baru di toko buku langganannya untuk menghilangkan rasa bosannya, dan kebetulan hari ini buku yang ia nanti sudah di jual di toko buku langganannya itu. Saat melewati jalanan menuju toko buku tak sengaja ia mendengar beberapa orang yang berbicara tentang ramalan cuaca besok.
“ Ku harap besok hujan “
“ Tidak mungkin, ramalan cuaca menunjukkan besok akan cerah “
“ Apa salahnya berharap ? “
“ Memang kenapa kau mengininkan besok hujan ? “
“ Kalau besok hujan maka aku akan mendapatkan keberuntungan, itulah yang tertulis di ramalan zodiakku “
“ Haaah, lagi lagi ramalan zodiak, kalau aku tidak mau percaya pada ramalan ramalan seperti itu, tapi mungkin tidak ada salahnya jika besok hujan “
“ Yah semoga saja “

Mendengar pembicaraan beberapa orang tersebut membuat Tetsu sedikit kesal, tidak tahan dengan pembicaraan mereka, Tetsu mempercepat langkahnya agar segera sampai di toko buku. Setelah sampai di toko buku, Tetsu harus menelan kekecewaan karena buku yang ia cari belum dijual dan baru akan dijual besok, tidak ingin waktunya terbuang sia sia, sebelum pulang dari toko buku ia memutuskan untuk membeli beberapa buku lama yang mungkin akan sedikit menghiburnya.

You may like these posts

Post a Comment